Bismillahir-Rahmaanir-Rahim
Sedekah VS Belanja di Mal....
Lucu ya, uang Rp 20.000-an kelihatan begitu besar bila dibawa ke kotak amal masjid, tapi begitu kecil bila kita bawa ke supermarket. atau mall Jujur saja, kalimat ini begitu kena banget (khususnya kepada saya sendiri).
Gimana nggak, kadang seringnya di antara kita ngisi kotak amal di masjid dengan uang recehan. Makanya, kalo pas kotak amal diedarin ke jamaah yang duduk berderet rapi di shaf-nya masing-masing suka terdengar bunyi nyaring tanda uang recehan jatuh menimpa benda keras (apalagi kalo kotaknya terbuat dari kaleng, lebih keras bunyi gemerincingnya)
Mungkin uang itu pecahan seratus, lima ratus, atau seribu rupiah yang logam. Tapi bukan berarti nggak boleh beramal dengan jumlah seperti itu. Jika ikhlas, insya Allah dapet pahala juga dong.
Begitu pun sebaliknya, meski yang dimasukin pecahan lima puluh ribu tapi nggak ikhlas kan sayang juga ya? Mendingan ngasih lima puluh ribu dan ikhlas kan? Hehehe .. itu sih, bagus banget atuh ya.
Terlepas dari nilai “ikhlas”, kita coba renungkan aja dikit ya, betapa kita masih merasa “pelit” untuk bersedekah. Padahal itu buat kita juga amalannya disisi Allah.
Tapi, kita harus merasa “royal” kalo jajan or belanja di mal. Bawa uang 50 ribu rupiah aja serasa masih kurang. Iya nggak? Kalo saya pernah ngerasa demikian.
Astaghfirullah … Semoga kita, bisa seperti Abdurrahman bin ‘Auf dan sahabat Rasul lainnya yang seperti nggak sayang sama harta. Mereka sedekahkan hartanya untuk urusan dijalan Allah dengan sangat banyak (menurut kita).
Ngaji VS Nonton Sepakbola ....
Lucu ya, 45 menit terasa terlalu lama untuk dengerin pengajian, tapi betapa pendeknya waktu itu untuk nonton pertandingan sepakbola Yups, memang kadang lucu abis, kalo dengerin pengajian mah rata-rata dari kita baru lima menit berlalu aja mata kita udah merem-melek. Ngantuk! Apalagi kalo sampe harus 45 menit, wah jarang-jarang deh yang bias bertahan dengan penuh semangat dan aktif dengerin dan bertanya kepada nara sumber pengajian.
Tapi kalo kita nonton pertandingan sepakbola ditelevisi, waktu “setengah main” itu terasa pendek banget. Kita terhipnotis oleh aksi bintang-bintang lapangan hijau pujaan kita. Kita pun betah menikmatinya. Nggak terasa, 45 menit berlalu
singkat banget. Lucu ya? ***
Doa VS Ngobrol ...
Lucu ya, seringnya kita susah merangkai kata untuk dipanjatkan saat berdoa kepada Allah SWT, tapi betapa mudahnya cari bahan obrolan bila ketemu teman dan kata-kata dari mulut kita begitu lancar mengalir. Hmm … abis shalat aja, kadang banyak di antara kita yang buru-buru pulang dari masjid atau mushala. Berdoa seperlunya dan mungkin doanya monoton alias yang diucapkan yang itu-itu aja (bosen nggak sih?).
Okelah, mungkin di antara kita ada keperluan sehingga begitu selesai shalat berjamaah, berdoa sebentar dan keluar dari masjid. Nggak apa-apa, karena sebetulnya berdoa sunnah hukumnya.
Cuma, di sini kita sedikit aja merenung dan evaluasi diri : “Apa iya kalo kita berdoa meminta kepada Allah begitu singkatnya? Begitu buru-burunya? Dan nggak pandai merangkai kata dalam berdoa untuk ‘memikat’ Allah SWT?”
Emang iya sih, Allah Maha Tahu apa yang diinginkan hamba-Nya dalam berdoa, tapi adabnya kan kita kudu sopan. Wong sama orang aja kita sopan dan menghargai. Iya nggak? Tapi lucunya pas kita ngobrol bareng teman-teman, ada beban dan lepas aja, gitu. Lain kali ye hawanya? Lucu juga tuh. ***
Sepakbola VS Shalat ....
Lucu ya, betapa serunya perpanjangan waktu dipertandingan sepakbola favorit kita, tapi betapa bosannya kita bila imam shalat tarawih bulan Ramadhan kelamaan bacaannya.
Eh, jujur aja nih, terutama kalo nonton sepakbola dipertandingan final. Kalo hasilnya seri di waktu normal, maka diadakan perpanjangan waktu. Nah, banyak di antara kita yang betah menikmatinya. Apalagi kalo sampe nontonnya berjamaah di kafe. Dijamin seru abis.
Tapi, kalo bacaan ayat dari sang imam pas sholat tarawih panjang dikit aja, kita langsung pegel-pegel, dan nekat ngejatuhin ‘talak tiga’ untuk nggak shalat di masjid itu lagi kalo imamnya orang tersebut.
Walah? Itu sebabnya, masjid or mushala yang melaksanakan shalat tarawih berjamaah dengan imam shalatnya yang biasa ngebut dengan kecepatan tinggi dalam membaca ayat, pasti membludak jamaahnya. Ckckck .. betapa banyak dari kita yang pengennya instan dan serba cepat dalam hal ibadah. ***
Baca al-Qur’an VS Baca Novel ....
Lucu ya, susah banget baca al-Qur’an 1 juz saja, tapi baca novel best sellers 100 halaman pun habis dilalap dalam sekejap dan kita merasa enjoy. Hihih i.. iya juga ya? Waktu sekolah dulu saya bareng temen-temen pernah baca Wiro Sableng yang judulnya “Petaka Gundik Jelita” dan “Lima Iblis dari Nanking” antara 1 sampe 2 jam.
Padahal besoknya mo ujian kimia. Baca al-Qur’an? Hmm .. satu halaman kayaknya udah merasa “beruntung” deh. Ckckck … kenapa ya? Lucu sekaligus sedih kalo mengenang ini.
Rahasianya apa? ..
Mungkin kalo bacaan al-Qur’an cepet bosen karena nggak ngerti artinya. Mungkin juga. Eh, tapi ada juga teman yang asyik banget baca Harry Potter edisi bahasa Inggris-nya sampe berjam-jam kok. Ya, kita sih khusnudzan saja, mungkin juga baca al-Qur’an pun doi sanggup berjam-jam dan berjuz-juz.
Tapi umumnya, kita suka cepet bosen kan baca al-Qur’an lama-lama? Lebih sregep baca novel, baca komik, atau lainnya.
Eh, bukan berarti nggak boleh lho. Silakan aja baca novel. Ini juga sekadar renungan, bahwa ternyata kita lebih susah dan lebih banyak malasnya untuk baca al-Qur’an ketimbang baca bacaan lainnya. Tul nggak? ***
Konser Musik VS Shalat Jum’at ...
Lucu ya, orang-orang pada berebut untuk dapetin tempat di barisan paling depan ketika nonton konser musik, tapi berebut cari shaf paling belakang bila shalat Jum’at agar bisa cepat keluar.
Coba deh tengok acara konser musik di televisi, banyak orang rebutan untuk mendapatkan ’shaf’ terdepan biar bisa ngelihat dengan jelas bintang pujaannya, syukur-syukur kalo sampe bisa salaman.
Kalo pun harus bayar, banyak di antara kita yang rela ngeluarin duit untuk nebus tempat strategis di arena konser. Tapi pas shalat Jum’at mah, nyari tempat dishaf paling belakang biar cepet keluar, atau paling nggak nyari dinding or tiang untuk nyender. Lucu ya? ***
Dakwah VS Gossip ...
Lucu ya, susahnya orang diajak untuk partisipasi dalam dakwah, tapi mudahnya orang berpartisipasi dalam menyebar gossip. Ckckck… untuk ngajak dakwah susahnya setengah hidup. Alasannya macem-macem. Entah dengan alasan karena belum cukup ilmu, atau karena malu.
Sehingga bikin lidah kelu. Tapi begitu ada yang ngomporin untuk ngegossip, lidahnya langsung fasih dan ikut nyebarin lagi. Wuih, aneh ya? Lucu ya? Padahal, tentu saja, nilai perbuatannya lain banget. Kalo dakwah insya Allah dapet pahala, tapi ngegossip? Selain dibenci orang, juga dibenci Allah SWT.
Amit-amit deh. Tapi, kenapa banyak di antara kita yang hobi ngegossip ketimbang semangat dakwah? Semoga menjadi renungan…***
Media Massa VS al-Qur’an ....
Lucu ya, kita begitu percaya banget pada apa yang disampaikan media massa, tapi kita sering mempertanyakan apa yang disampaikan al-Qur’an. Jujur saja, media massa saat ini menjadi salah satu kekuatan untuk melakukan perubahan sosial, politik, ekonomi dan sebagainya.
Banyak dari kita yang percaya begitu saja dengan apa yang disampaikan media massa. Kasus2 peledakkan bom, media massa hampir di seluruh dunia selalu langsung “menuding” Islam dan kaum muslimin berada di balik serangan tersebut.
Eh, kita yang baca, banyak juga yang kemudian terprovokasi dan ikut-ikutan menjatuhkan vonis kepada Islam dan umatnya. Apa nggak bahaya banget tuh? Tapi kita, kaum muslimin, ada juga yang masih mempertanyakan apa yang disampaikan oleh al-Qur’an.
Isinya diutak-atik dan dipersepsi sendiri demi keuntungan dan tujuan tertentu. Kebalik-balik memang. Padahal, dalam surat al-Baqarah ayat 2 saja Allah SWT sudah menjamin bahwa al-Qur’an itu “laaroiba fiihi” alias tidak ada keraguan di dalamnya. Nggak cuma itu, ayat tersebut melanjutkan (yang artinya) : “Petunjuk bagi mereka yang bertakwa.”
Yups, al-Qur’an itu pasti kebenarannya, dan sekaligus petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Jadi, mengapa harus mempertanyakan lagi apa yang disampaikan Allah dalam al-Qur’an?
Tapi dalam waktu bersamaan, kita lebih percaya kepada media massa (bahkan ada yang sampe nggak perlu ngecek kebenarannya), padahal nggak jarang isinya berupa ‘kabar burung’ dan juga informasi yang sesat dan menyesatkan. ***
Surga Pengen, Beramal Ogah ....
Lucu ya, pengen masuk surga, tapi ogah beramal. Hmm .. ini sih bukan hanya lucu, tapi juga aneh bin ajaib. Emangnya surga gratis? Nggak lha yauw. Kita-kita aja masih was-was, khawatir amalan baik selama ini nggak keterima karena mungkin nggak ikhlas. Lebih sedih lagi seharusnya jika kita berharap surga tapi nggak pernah (atau sedikit) beramal baik.
Sobat muda muslim, banyak di antara kita yang kepengen masuk surga, tapi diminta untuk shalat aja susahnya setengah mati.
Banyak juga di antara kita yang pengen dapetin surga-Nya, tapi diminta untuk taat dan patuh sama ajaran-Nya aja ogah. Itu sih sama artinya ngarepin dapet uang pensiun tapi tanpa kerja selagi usia produktif.
Lucu dan aneh banget kan? Pengen masuk surga tapi tanpa beriman dan tanpa beramal shaleh, kira-kira mungkin nggak? Mimpi kaliii yeee!
Ini sedikit renungan aja buat kita semua. Semoga kita mulai berbenah dalam hidup ini. Mumpung masih muda. Selagi mudah untuk melakukan berbagai amal kebaikan, jangan sia-siakan waktu kita.
Kita bisa berbuat lebih banyak. Karena kita nggak pernah tahu kapan kita dijemput oleh Malaikat Izrail untuk menghadap Allah SWT dan mempertanggung-jawabkan perbuatan kita selama di dunia.
Mumpung masih ada waktu, sebisa mungkin kita mengumpulkan banyak amal baik untuk bekal di akhirat kelak. Rasulullah SAW telah bersabda : “Bersegeralah menunaikan amal-amal kebajikan.
Karena, saatnya nanti akan datang banyak fitnah, bagaikan penggalan malam yang gelap gulita.
Betapa bakal terjadi seseorang yang di pagi hari dalam keadaan beriman, di sore harinya ia menjadi kafir.
Dan seseorang yang di waktu sore masih beriman, keesokan harinya menjadi kafir. Ia menjual agamanya dengan komoditas dunia.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Semoga kita semua dimudahkan oleh Allah Ta’ala untuk melakukan amalan yang baik sesuai ajaran Islam. Ditanamkan dalam hati kita untuk gampang menerima kebenaran dan mengamalkannya. Semoga. -:)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Ibadah VS Hobi, Pilih Yang Mana Kawan?"
Posting Komentar
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)